Instagram @vidi_alva
Senin, 26 September 2016
Marwan dan Mawar. Cerita Perjuangan Guru Garis Depan II
Sebut saja dia Mawar
#Inspirasi dari Bung Munawar Beureueh, Zul Ikram Gharos Jr, Dkk.
Kita di pantai kemarin, membincang dia Mawar yang telah berbahagia bersama suami dan anaknya.
Dia yang kumohonkan kepada Tuhan, semoga ada lagi satu fase kehidupan di mana tak ada laki-laki lain yang bisa mengalahkanku merebut hatinya, seperti suaminya kini.
Sebut saja dia Mawar. Wanginya berganti duri. Durinya semakin menajam menyebar di antara pasir putih yang pernah kita singgahi berpijak berjanji.
Semakin kuhapus bayangnya pada semburat senja, bertambah menampak jelas pusaran senyumnya dari segala arah.
Keanehan dari Mawar, yang seolah kubenci, padahal mendalam masih kurindu
...Mawar yang kala itu menyerah pada keputusan keluarganya, ternyata masih menjadi alasan diriku berjalan sampai saat ini
Tanpa disadari, setelah kudaftari runtut isian hidup, Mawar masih menjadi password loginku melewati serangkaian seleksi alam dan kompetisi sabar berkesepenuhatian
Mawar juga beredar di lembaran rumit TIU, TWK dan TKP yang kutelan siang dan malam. Dari pilihan jawaban yang ada, kecenderungan pilihan paling benar berdasar ada tidaknya kedipan khas mata Mawar
Mawar pada akhirnya membantuku mengungkap formasi dan simulasi pemilihan jalan hidup untuk menentukan hati selain hatinya
Sebut saja dia Mawar. Dia telah menguap, tak mungkin memadat kudekap kembali.
Malam 15 September 2016 nanti, kumohon Mawar bisa hadir walau dalam mimpi; hadir individu, tak melibatkan suami dan anaknya
#SisiBeda.
Sumber: Facebook Akhiruddin Haer
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar